

Ahmad Labib : QRIS adalah Simbol Inovasi dan Produk Strategis dalam Bisnis Keuangan
Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Golkar, Ahmad Labib menegaskan pentingnya mempertahankan sistem pembayaran QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) di tengah tantangan global, terutama dari kebijakan perdagangan yang dikeluarkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Labib menjelaskan bahwa QRIS merupakan inovasi yang sangat signifikan bagi Indonesia yang memungkinkan masyarakat untuk melakukan transaksi keuangan secara cepat dan efisien hanya dengan menggunakan ponsel, tanpa perlu menggunakan kartu fisik.
“Perkembangan penggunaan QRIS di Indonesia sangat luar biasa. Kini, negara-negara seperti Jepang dan beberapa negara Arab mulai melirik teknologi ini karena dianggap lebih canggih, cepat, dan murah,” ujar Labib yang dikutip dalam keterangannya, Minggu (4/5/25).
Hal tersebut merujuk pada negosiasi Indonesia dengan Amerika Serikat, yang mana tersebut tuntutan untuk menghapus penggunaan QRIS, yang dianggap mengancam dominasi kartu internasional seperti Visa dan Mastercard.
“QRIS adalah simbol inovasi dan produk strategis kita dalam bisnis keuangan. Kita harus bersama-sama menjaga keberadaan QRIS dan mendukung penggunaannya,” tandas Labib.
Diketahui bahwa sebelumnya diberitakan bahwa Amerika Serikat (AS) mengkritik kebijakan Bank Indonesia (BI) terkait sistem pembayaran berbasis QR nasional atau Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
Adapun kritik ini dimuat dalam laporan tahunan 2025 National Trade Estimate (NTE) yang dirilis oleh Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR). Dimana, AS menilai arah kebijakan sistem pembayaran Tanah Air, termasuk pengembangan QRIS, menunjukkan kecenderungan protektif dan semakin tertutup terhadap pelaku usaha global.