Gelaran Fornas VIII di Mataram, Menpora Dito; Cerminan Wajah Indonesia

  1. Beranda
  2. Berita
  3. EKSEKUTIF / KABINET
Menpora RI, Dito Ariotedjo saat menutup gelaran Festival Olahraga Masyarakat Nasional (Fornas) VIII NTB 2025, (1/8), Foto:kemenpora.go.id

Gelaran Fornas VIII di Mataram, Menpora Dito; Cerminan Wajah Indonesia

Jakarta - Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (Fornas) menjadi cerminan wajah Indonesia yang tersaji melalui ragam pertandingan olahraga hingga pertunjukan seni dan diikuti oleh orang-orang dari lintas generasi

"Fornas adalah wajah Indonesia yang sesungguhnya. Beragam tapi bersatu, kompetitif, namun tetap riang gembira. Kita menyaksikan sendiri anak-anak muda bermain bersama para senior," ujar Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpor) RI, Dito Ariotedjo saat menutup ajang Fornas VIII di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat, (1/8/25).

Menteri Dito mengatakan bahwa ada lebih dari 18.000 orang terlibat dalam penyelenggaraan ajang olahraga skala nasional yang bertujuan mempromosikan gaya hidup sehat, sebanyak 85 induk organisasi olahraga ikut berpartisipasi, dan jenis kegiatan lebih dari 200 aktivitas serta pertunjukan olahraga.

Menurut Dito, Fornas memiliki dampak sosial dan ekonomi mulai dari peningkatan signifikan pendapatan bagi UMKM lokal dan keterlibatan masyarakat dalam sektor pariwisata.

"Perbedaan usia dan latar belakang larut dalam semangat satu tujuan. Kita berkumpul di sini bukan untuk mencari siapa yang paling hebat, tapi untuk memperkuat ikatan sosial sebagai bangsa yang terhormat," ucapnya.

Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan tuan rumah bagi penyelenggaraan Fornas VIII yang dimulai pada 26 Juli sampai 1 Agustus 2025. Vanue utama ajang olahraga skala nasional itu terletak di Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara, Sumbawa, dan Bima.

Adapun juara pertama Fornas VIII diraih oleh Jawa Barat dengan perolehan total sebanyak 261 medali yang terdiri dari 97 medali emas, 74 medali perak, dan 80 medali perunggu. Sedangkan, posisi kedua dan ketiga masing-masing diduduki oleh Jawa Timur dan DKI Jakarta.

Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal mengatakan olahraga untuk semua bukan sekedar jargon melainkan gerakan untuk menjadikan olahraga sebagai alat pemersatu bangsa, perekat generasi, dan panggung bagi kearifan lokal.

"Di antara tawa dan keringat, kita belajar bahwa olahraga rekreasi tidak hanya mengedepankan tubuh yang bugar tetapi juga jiwa yang gembira dan bangsa yang kuat dalam keberagaman," kata Iqbal.

Ia menyampaikan keberhasilan penyelenggaraan Fornas VIII menjadi tiket istimewa bahwa Nusa Tenggara Barat siap mengemban amanah lebih besar menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional (PON) pada tahun 2028 mendatang.

Berbagai kenangan tercipta selama penyelenggaraan Fornas VIII dari pertandingan hingga pertunjukan seni, dari kuliner khas hingga kerajinan tangan, dan dari saling menyemangati di lapangan hingga saling menyapa di jalan.

"Semua itu menyisakan satu rasa bangga menjadi bagian dari Indonesia. Mari kita jaga semangat ini jangan hanya berhenti di Fornas. Rangkul lebih banyak komunitas, bangun lebih banyak kolaborasi, dan jadikan olahraga masyarakat sebagai kekuatan membangun bangsa," ungkap Iqbal.

Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional merupakan ajang olahraga masyarakat yang bertujuan mempromosikan dan mendorong gaya hidup sehat, kebugaran, serta memperkenalkan ragam olahraga masyarakat untuk mendukung gerakan Indonesia Aktif.

Disisi lain, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melaporkan ada sekitar 1.000 berusia 56-65 tahun yang menjadi peserta Fornas VIII NTB, serta ada 394 orang berusia di atas 66 tahun, dan atlet paling senior atau sepuh berumur 79 tahun.

Menurutnya, para atlet Fornas yang sudah lanjut usia perlu dijadikan panutan oleh generasi muda agar bisa selalu sehat saat tua karena olahraga tidak mengenal batas usia.

"Saya berharap Fornas tidak hanya memberikan dampak ekonomi bagi semua termasuk juga industri-industri kecil rumahan, tetapi menjadi ajang bagi kita untuk semakin merekatkan persatuan dan kesatuan, serta sebagai salah satu sarana dalam menjaga warisan bangsa," ungkap Gibran.