Gandung Pardiman : “Hilirisasi Adalah Kunci Indonesia Menuju Negara Maju”

  1. Beranda
  2. Berita
  3. KOMISI XII
Gandung Pardiman, Anggota Komisi XII DPR RI Fraksi Partai Golkar.

Gandung Pardiman : “Hilirisasi Adalah Kunci Indonesia Menuju Negara Maju”


Jakarta - Anggota Komisi XII DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Gandung Pardiman meyakini bahwa program percepatan hilirisasi seperti yang dicanangkan pemerintah, dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi, dan menjadi cara agar Indonesia keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle income trap).

Gandung menilai program hilirisasi sumber daya alam dapat menambah lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan negara serta kesejahteraan masyarakat, sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. 

"Kekuatan besar kita ada pada angkatan kerja kita yang sekarang masuk pada masa bonus demografi," kata Gandung dalam keterangan di Jakarta, rabu, (19/3/25).

Indonesia punya potensi besar pada 28 komoditas dari berbagai sektor seperti minyak dan gas (migas), mineral dan batu bara (minerba), kehutanan, perkebunan, dan kelautan. Menurutnya setiap hilirisasi komoditas ini mampu membuka peluang industri lanjutan sampai pada tahap akhir produk bernilai tambah tinggi.

Dia juga meyakini akan tercipta lapangan pekerjaan yang luas dalam setiap rantai proses hilirisasi dan industrialisasi.

"Ini potensi besar yang harus kita manfaatkan. Selain investasi, kita membutuhkan penguasaan teknologi agar bisa mengembangkan berbagai industri lanjutan dari hilirisasi ini. Dunia riset harus mempunyai daya dukung terhadap hilirisasi dan industrialisasi ini," jelasnya.

"Dengan demikian kita bisa yakin bahwa hilirisasi adalah kunci Indonesia keluar middle income trap untuk menjadi negara maju," lanjutnya.

Sebagai Informasi, Presiden RI Prabowo Subianto dalam rapat terbatas, Minggu (16/3), meminta jajaran kabinet mempercepat implementasi proyek-proyek hilirisasi prioritas. Presiden Prabowo memberikan arahan agar proyek-proyek tersebut mengutamakan serapan tenaga kerja, mengombinasikan teknologi dengan padat karya, serta memprioritaskan industri substitusi impor.