Komisi XII Minta Pasokan Gas Untuk Masyarakat Prov. Kepri Perlu Dioptimalkan

  1. Beranda
  2. Berita
  3. KOMISI XII
Ketua Komisi XII DPR RI Fraksi Partai Golkar, Bambang Patijaya, Foto : ANTARA

Komisi XII Minta Pasokan Gas Untuk Masyarakat Prov. Kepri Perlu Dioptimalkan

JAKARTA – Ketua Komisi XII DPR RI Bambang Patijaya menyampaikan perlu mengoptimalkan pasokan gas di wilayah Batam dan Kepulauan Riau (Kepri) untuk mendukung kebutuhan industri bagi masyarakat setempat.

“DPR mendukung pemanfaatan Blok Natuna Barat (West Natuna Transportation System/WNTS) untuk meningkatkan pasokan gas domestik, khususnya untuk Batam,” kata Bambang kepada awak media saat memimpin kunjungan kerja spesifik Komisi XII ke Provinsi Kepri, jumat, (21/3/25).

Pada kesempatan tersebut, Bambang juga menekankan pentingnya memastikan pasokan gas yang stabil dan terjangkau untuk wilayah Batam. Di mana pasokan gas tersebut sangat diperlukan masyarakat.

“Kami melihat perlu adanya kepastian pasokan gas, baik untuk kebutuhan industri di Batam maupun untuk sektor PLN Batam. Ini juga untuk menjaga daya saing kawasan industri Batam dibandingkan dengan Johor,” jelasnya.

Bambang  mengungkapkan bahwa untuk meningkatkan pasokan gas ke Batam, salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah melalui mekanisme swap, yang memungkinkan sebagian gas yang diekspor ke Singapura dapat dialihkan untuk memenuhi kebutuhan Batam tanpa mengurangi volume ekspor.

“Kami minta kepada SKK Migas untuk menghitung dan melakukan negosiasi dengan pihak Singapura agar gas yang ada bisa dialihkan ke Batam,” lanjutnya.

Selain itu, Bambang juga menyoroti adanya tantangan dalam pembangunan infrastruktur pipa untuk menyambungkan gas dari Pulau Pemping ke Batam. Di mana Pipa sepanjang 5 km yang seharusnya dibangun sejak 2018 hingga kini belum terealisasi, yang menyebabkan pasokan gas dari WNTS ke Batam belum optimal.

“Kami mendesak agar pembangunan pipa Pemping-Batam segera dipercepat sebagai solusi jangka panjang,” tegasnya.

Sehubungan dengan energi alternatif, Bambang juga menyatakan bahwa selain gas, perlu dipertimbangkan opsi lain, seperti penggunaan energi baru terbarukan atau pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan teknologi pengurangan emisi, seperti carbon capture storage dan co-firing. Ini penting agar Batam memiliki sumber energi yang lebih fleksibel dan ramah lingkungan.

Salah satu poin penting dalam pembahasan ini adalah laporan dari perusahaan-perusahaan pengelola gas di WNTS, seperti Medco, Harbour, dan Star Energy, yang mengelola produksi gas di blok tersebut. Total produksi gas mencapai 190 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD), dengan sekitar 150-160 MMSCFD yang disalurkan ke Singapura. Namun, Bambang melihat adanya potensi untuk mengalihkan sebagian pasokan gas untuk kebutuhan domestik, termasuk Batam.

Sebagai catatan dari pertemuan tersebut, Komisi XII akam mengambil sejumlah langkah-langkah yang diharapkan mampu membuat pasokan gas di Batam dan Kepri dapat lebih optimal dan berkelanjutan, serta mendukung perkembangan industri dan kesejahteraan masyarakat lokal.