

Gelar Seminar Bertajuk Kebudayaan, Purnamasidi Ajak Masyarakat Lestarikan Budaya Silaturahmi Secara Langsung
Jakarta – Anggota Komisi X DPR RI Muhammad Nur Purnamasidi bersama Kementerian Kebudayaan RI menggelar Seminar Kebudayaan yang bertajuk Budaya dan Teknologi Sinergi dalam Melestarikan Kearifan Lokal yang dilaksanakan di Jember, Jawa Timur, kamis, (27/3/25).
Pada kesempatan tersebut, Purnamasidi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus melestarikan budaya silaturahmi secara langsung. Mengingat, semakin pesatnya kemajuan teknologi bisa merubah budaya yang seharusnya menjadi ikon kebanggaan tanah air.
“Seminar pemajuan kebudayaan ini merupakan inisiasi Kementerian Kebudayaan RI dan DPR RI Komisi X dalam rangka momentum menjelang hari raya Idul Fitri. Sedangkan silaturahmi merupakan salah satu ibadah dan tradisi yang memiliki banyak nilai positif,” kata Purnamasidi usai mengisi seminar kebudayaan yang dikutip dari smnnews.co.id.
Legislator yang akrab disapa Bang Pur ini juga mengatakan bahwa silaturahmi itu harus langsung meskipun saat ini sudah ada teknologi yang memungkinkan untuk dapat berkomunikasi secara tidak langsung, seperti komunikasi melalui handphone.
“Jika kerabat atau sahabatnya masih satu kampung atau lokasinya terjangkau, kami harap masyarakat tetap menjaga silaturahmi secara langsung, sehingga kebudayaan yang sudah berlangsung secara berabad-abad ini tidak punah,” ungkapnya.
“Boleh – boleh saja jika kita mengucapkan hari raya melalui handphone atau pesan whatsapp, tapi jangan sampai tradisi budaya silaturahmi secara langsung tidak kita lestarikan. Tradisi saat lebaran merupakan salah satu sarana untuk menjaga kebersamaan, persaudaraan dan rasa saling membantu,” imbuhnya.
Bang Pur juga menyampaikan, jika kita hanya mengandalkan silaturahmi lewat handphone atau aplikasi pesan, maka rasa individualismenya akan tinggi.
“Sehingga seseorang akan mulai tidak care terhadap keluarganya atau siapapun, karena tidak ada perbincangan atau komunikasi langsung,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, jika kita sering ngopi bareng atau minum teh bareng maka kita akan bisa merasakan apa yang sedang lawan bicara keluhkan.
“Sehingga, minimal kita ada saat saudara atau sahabat kita tertimpa masalah,” katanya.
“Untuk wilayah Kabupaten Jember dan Lumajang, sejauh ini budaya silaturahmi secara langsung masih kuat. Namun yang kita khawatirkan adalah para generasi Z atau generasi strawberry, yang mana mereka mulai tidak akrab atau mengenal keluarga inti, karena mereka memiliki dunia sendiri melalui gadget,” lanjutnya.
Oleh karena itu, ia mengajak semua organisasi kemasyarakatan untuk mulai bersatu dan bahu – membahu untuk saling mengingatkan dan mengedukasi untuk terus melestarikan tradisi silaturahmi secara langsung, serta terus mengikuti kemajuan teknologi.