

Wakil Ketua BKSAP Terima Kunjungan Calon Diplomat UEA
Jakarta - Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Ravindra Airlangga bertemu dengan delegasi Anwar Gargash Diplomatic Academy (AGDA) Uni Emirat Arab (UEA) di Jakarta, Selasa (25/2/25).
Adapun pertemuan tersebut digar guna membuka peluang baru dalam rangka mempererat kerjasama antara ini membuka Indonesia dan UEA, dengan diskusi utama seputar investasi, diplomasi parlemen, serta langkah-langkah konkret dalam mendukung pertumbuhan ekonomi kedua negara.
Ravindra menjelaskan delegasi AGDA berasal dari akademi yang berfokus pada pendidikan diplomasi yang akan menjadi calon diplomat untuk UEA.
"Mereka semua berasal dari Anwar Gargash Diplomatic Academy yang merupakan pendidik calon-calon diplomat untuk Uni Emirat Arab. Mereka sedang tur ke Afrika Selatan, Indonesia, karena melihat adanya hubungan dekat dan masa depan bersama dengan negara-negara ini," tutur Ravindra yang dikutip dari laman Parlementaria.
Ravindra menyampailan bahwa pada pertemuan tersebut banyak mendiskusikan berbagai isu penting termasuk mengenai perkembangan ekonomi Indonesia.
“UEA menyatakan keyakinan mereka terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan menawarkan bantuan untuk mendukung perkembangan ekonomi Indonesia,” ucapnyq.
Lebih lanjut, Ravindra menyampailan fokus Indonesia saat ini pada sektor-sektor pembangunan ekonomi, seperti hilirisasi, energi terbarukan, pangan dan infrastruktur.
“Kami mengarahkan investasi ke sektor-sektor yang menjadi prioritas Indonesia saat ini, seperti hilirisasi mineral, energi terbarukan, pangan, dan juga infrastruktur,” ungkapnya.
Pada pertemuan tersebut, selain pembahasan mengenai peluang investasi, delegasi AGDA UEA juga tertarik mengemai diplomasi parlemen Indonesia.
Dalam hal ini, Ravindra menjelaskan bahwa BKSAP memiliki peran penting dalam mendukung diplomasi eksekutif, termasuk mendorong kesepakatan seperti perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa (EU CEPA).
Terkait EU CEPA, Ravindra menjelaskan bagaimana upaya Indonesia dalam menyesuaikan diri dengan mekanisme penyesuaian batas karbon (Carbon Border Adjustment Mechanism) yang diterapkan oleh Uni Eropa.
"Indonesia sudah memiliki pasar karbon dan telah menerapkan pajak karbon. Oleh karena itu, ketika barang ekspor Indonesia sampai ke Eropa, produk tersebut sudah diberikan kredit karbon sehingga tidak dikenakan pajak ganda oleh Uni Eropa," jelasnya.
Disamping itu delegasi AGDA secara terbuka memberikan aprisiasi terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) Indonesia yang dinilai positif dalam mengatasi masalah stunting.
“Mereka sangat mengapresiasi program MBG ini dan menyampaikan bahwa target untuk tahun ini adalah 17 juta penerima, dan diharapkan bisa terus ditingkatkan untuk mencapai target optimal,” tutur Ravindra.