Kasus Meninggalnya Prada Lucky, Gavriel Novanto minta Proses Hukum tanpa Pandang Bulu

  1. Beranda
  2. Berita
  3. KOMISI I
Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Partai Golkar, Gavriel Putranto Novanto

Kasus Meninggalnya Prada Lucky, Gavriel Novanto minta Proses Hukum tanpa Pandang Bulu

Jakarta - Berita meninggalnya Prada Lucky Chepril Saputra Namo, prajurit muda TNI AD Batalyon TP 834 Wakanga Mere, Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, yang diduga kuat menjadi korban kekerasan oleh beberapa seniornya di Kamp Batalyon Wakanga Mere, menjadi perhatian serius oleh legislator DPR.

Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Partai Golkar, dari Daerah Pemilihan Nusa Tenggara Timur (NTT) II, Gavriel Putranto Novanto, menyatakan keprihatinan dan duka mendalam atas kejadian tersebut. 

"Saya menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga besar almarhum Prada Lucky, khususnya kepada ayah beliau, Serma Christian Namo, yang juga merupakan anggota TNI aktif," kata Gavriel kepada wartawan, Kamis (7/8/25).

"Tragedi ini adalah tamparan keras bagi institusi militer dan keadilan harus ditegakkan tanpa kompromi," sambungnya.

Gavriel menekankan bahwa tindakan kekerasan dalam tubuh militer adalah praktik yang tidak dapat ditoleransi, terlebih ketika berujung pada hilangnya nyawa seorang prajurit muda yang baru saja mengabdikan diri kepada negara.

“Tidak ada alasan, tidak ada pembenaran atas kekerasan. Bila terbukti bersalah, para pelaku harus dihukum berat sesuai hukum militer dan hukum pidana umum,” tegasnya.

Lebih lanjut, Gavriel juga mengapresiasi dan mendukung penuh langkah cepat Pangdam IX/Udayana dan jajaran Kodam dalam menangani kasus ini, serta meminta agar penyelidikan dilakukan secara transparan dan akuntabel, agar kepercayaan publik terhadap institusi TNI tetap terjaga.

Gavriel menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas, dan siap membawa persoalan ini ke forum resmi di DPR. 

Ia juga mendorong adanya evaluasi menyeluruh terhadap sistem pembinaan prajurit muda di satuan militer untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.