Melchias Mekeng Usulkan Pupuk Subsidi Langsung Dijual di Desa

  1. Beranda
  2. Berita
  3. BADAN - BADAN DPR RI
Anggota BAKN DPR RI / Ketua Fraksi Golkar MPR RI Melchias Marcus Mekeng, Foto (Emedia.dpr.go.id)

Melchias Mekeng Usulkan Pupuk Subsidi Langsung Dijual di Desa

Jakarta - Anggota Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) dari Fraksi Partai Golkar Melchias Markus Mekeng meminta pupuk bersubsidi dijual langsung di desa dengan menyalurkan pupuk tersebut langsung ke pengusaha lokal yang ada di desa. 

Anggota Komisi XI DPR RI ini juga menekankan perlunya menggandeng Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang memiliki jaringan sampai ke desa-desa.

“BRI link yang sudah sampai di desa harus dilibatkan. Kerja sama dengan pengusaha lokal di desa. Itu akan efektif memotong rente-rente dalam bisnis pupuk selama ini,” jelas Mekeng di Jakarta, Senin (3/3/25). 

Ketua Fraksi Partai Golkar di MPR ini juga melihat bahwa sudah banyak pengusaha lokal yang muncul di desa-desa. Dia menilai BRI berperan memberikan pendampingan dan modal kerja ketika mereka tidak memiliki modal cukup untuk membeli pupuk.

Saat mereka mengajukan pinjaman, BRI tidak mungkin langsung menyetujui tetapi melihat track record dari peminjam. BRI punya kapasitas menilai kelayakan peminjam karena bisa survei sampai desa-desa, bahkan ke kampung-kampung. 

“Selama ini, yang bikin mahal karena diambil ke kabupaten. Jika pupuk jual langsung di desa, lewat pengusaha lokal di desa, pasti lebih murah. Mafia yang bermain juga pasti berkurang karena rantai penyaluran pupuk sudah lebih dekat dengan petani,” ujanya.

Mekeng pun menanggapi keluhan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan Kelompok Tani (Poktan) yang disampaikan ke DPR beberapa pekan lalu. Dalam pertemuan dengan BAKN, kedua kelompok tersebut menyatakan belum siap terlibat dalam mekanisme baru penyaluran pupuk bersubsidi. 

Hal tersebut karena adanya perubahan skema distribusi pupuk subsidi berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Tata Kelola Pupuk Bersubsidi. Dalam Perpres tersebut, ditetapkan pupuk subsidi disalurkan langsung ke Gapoktan di daerah. 

Mekeng memahami ketidaksiapan Gapoktan di berbagai daerah dalam menjadi mitra distributor atau pengecer PT Pupuk Indonesia. Hal itu karena keterbatasan kapasitas dan sumber daya yang dimiliki Gapoktan. 

Lebih lanjut Mekeng mengatakan, BRI adalah satu-satunya bank nasional dengan jaringan luas hingga pelosok desa. BRI dengan jaringan tersebut bisa membantu memperlancar distribusi pupuk subsidi. 

Di sisi lain, menurut Mekeng, upaya menggandeng BRI sejalan dengan amanat Perpres Nomor 6 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Pupuk Bersubsidi. Tujuan kehadiran Perpres ini diyakininya untuk memotong rantai distribusi pupuk subsidi agar langsung dari pabrik ke petani. 

“Untuk membangun toko atau memberdayakan masyarakat setempat, jika ada yang ingin menjadi penyalur pupuk, BRI bisa memberikan modal kerja kepada mereka. Dengan begitu, petani tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk mengambil pupuk ke kota, yang membuat harga semakin mahal,” imbuhnya. 

Mekeng pun menekankan pentingnya pemberantasan mafia pupuk subsidi yang selama ini menghambat distribusi dan menyebabkan harga pupuk melambung. Pasalnya, niat baik dalam Perpres yang ada tidak akan berjalan lancar jika masalah mafia tidak diberantas. 

“Jika praktik ini terus terjadi, tujuan baik dari Perpres ini tidak akan berjalan optimal, dan prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan swasembada pangan akan sulit tercapai. Pemerintah perlu memastikan mafia-mafia yang menghambat penyaluran pupuk ini diberantas,” pungkasnya.