Anggota Komisi IV DPR RI / Dapil Papua Barat Daya, Robert J. Kardinal saat mengunjungi SUPM di Kota Sorong, Foto: RRI
Robert J. Kardinal: SMK Kehutanan dan SUPM di Kota Sorong Siap Beroperasi
Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Golkar / Dapil Papua Barat Daya, Robert J. Kardinal, memastikan bahwa dua sekolah vokasi unggulan di Papua Barat Daya, yakni Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) dan SMK Kehutanan di Kota Sorong, akan mulai beroperasi dan menerima murid baru pada tahun ajaran mendatang.
Kedua lembaga pendidikan tersebut, diharapkan menjadi pusat pengembangan sumber daya manusia siap pakai di sektor perikanan dan kehutanan.
Robert menjelaskan bahwa SUPM sempat vakum selama dua tahun terakhir karena adanya persoalan kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah dalam hal pengelolaan operasional sekolah.
Namun, kini masalah tersebut telah terselesaikan, dan pemerintah pusat kembali mengambil alih pengelolaannya agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan normal mulai tahun depan.
“SUPM sudah dua tahun berhenti. Itu karena persoalan antara pemerintah pusat dan daerah yang belum bisa menyelesaikan masalah siapa yang mengoperasikan. Tapi sekarang sudah clear, nanti diambil oleh pusat,” kata Robert Kardinal yang dikutip dari RRI, minggu (3/11/25).
Sementara itu, SMK Kehutanan akan mulai beroperasi tahun depan setelah sebelumnya direncanakan didirikan di Manokwari. Rencana tersebut urung terlaksana karena adanya kendala lahan, sehingga atas dorongan Robert yang merupakan anggota Komisi IV, akhirnya memutuskan untuk memindahkan lokasi pendirian sekolah ke kawasan Kilo 16, Kota Sorong, tepatnya berdampingan dengan kompleks Kantor Gubernur Papua Barat Daya yang baru.
“Kenapa saya ngotot? Karena waktu kita lihat di Manokwari tidak bisa menyelesaikan persoalan tanah oleh pemerintah daerah, akhirnya kita ambil di sini,” ungkapnya.
Robert menekankan bahwa keberadaan SUPM dan SMK Kehutanan sangat penting bagi Papua Barat Daya, karena wilayah ini memiliki potensi sumber daya alam yang luar biasa, baik di sektor kelautan maupun kehutanan.
Ia menjelaskan bahwa Papua Barat Daya memiliki dua kawasan laut besar dengan karakteristik ikan yang berbeda, yakni bagian utara yang berbatasan dengan Samudra Pasifik dan bagian selatan yang menghadap Laut Seram.
“Kita punya perikanan sangat besar di Papua Barat Daya ini. Ada dua macam ikan, ikan dari bagian utara Pasifik dan bagian selatan di Laut Seram. Jenisnya beda, dan Papua Barat Daya ini punya dua potensi seperti itu,” jelasnya.
Robert juga menegaskan bahwa penerimaan siswa baru akan mengutamakan Orang Asli Papua (OAP). Langkah ini sangat penting untuk memastikan bahwa anak-anak asli Papua memperoleh kesempatan yang luas untuk belajar, berkembang, dan menjadi bagian dari pembangunan daerahnya sendiri.
"OAP diutamakan, presentasinya minimal 50 sampai 80 persen. Tujuan utama sekolah ini agar anak-anak Papua bisa siap kerja, punya keterampilan di bidang perikanan dan kehutanan, sehingga mereka bisa mandiri dan mengelola potensi daerahnya,” tegas Robert.
