Anggota Komisi XII DPR RI, Yulisman
Yulisman Dorong Pemerintah Perkuat dan Percepat Eksplorasi Minyak Nasional
Jakarta, 20 November 2025 — Anggota Komisi XII DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Yulisman, menekankan perlunya percepatan eksplorasi minyak nasional sebagai langkah strategis menjaga ketahanan energi Indonesia dalam jangka menengah dan panjang. Ia menyatakan bahwa meskipun lifting migas menunjukkan tren peningkatan, struktur produksi nasional masih ditopang oleh lapangan-lapangan mature sehingga penguatan eksplorasi menjadi instrumen kebijakan yang tidak dapat ditunda.
Menurut Yulisman, kinerja lifting yang positif harus dibaca sebagai momentum untuk mengakselerasi penemuan cadangan baru. “Mayoritas lapangan kita berada pada fase deklinasi alamiah. Tanpa penambahan cadangan melalui pemboran eksplorasi yang intensif, risiko pasokan jangka panjang akan meningkat. Karena itu, ekosistem investasi hulu harus dipastikan kompetitif dan predictable,” ujarnya.
Ia menilai bahwa temuan sumber daya migas sebesar 724 juta BOE di WK Rokan merupakan validasi empiris bahwa potensi bawah permukaan Indonesia masih sangat besar. Menurutnya, temuan tersebut tidak hanya bersifat komersial, tetapi juga strategis karena memberikan dasar ilmiah untuk mendorong perluasan eksplorasi, termasuk di wilayah-wilayah frontier dan potensi migas nonkonvensional (MNK). “Ini game changer yang harus menjadi basis perumusan kebijakan eksplorasi nasional,” tegasnya.
Yulisman juga menyoroti peningkatan performa hulu–hilir Pertamina, mulai dari capaian produksi gabungan sekitar 1 juta BOEPD, efisiensi kilang dengan yield 84%, hingga penguatan infrastruktur penunjang. Menurutnya, indikator tersebut menunjukkan bahwa sistem energi nasional berada pada kapasitas yang lebih siap untuk menyerap peningkatan suplai dari penemuan-penemuan baru. “Kinerja ini memperkuat argumen bahwa percepatan eksplorasi memiliki landasan operasional yang kuat,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menekankan perlunya intervensi kebijakan yang lebih sistematis untuk mengatasi hambatan eksplorasi. Tantangan yang dimaksud mencakup proses perizinan yang panjang dan berlapis, kualitas dan ketersediaan data seismic yang belum merata, dinamika sosial-lingkungan di wilayah operasi, hingga struktur fiskal yang kurang kompetitif dibandingkan negara benchmark di kawasan. “Eksplorasi hanya dapat dipacu jika regulatory burden dikurangi dan skema fiskal didesain lebih akomodatif terhadap risiko eksplorasi,” jelasnya.
Yulisman menegaskan bahwa penguatan eksplorasi merupakan bagian integral dari strategi transisi energi nasional. Dalam fase transisi yang berlangsung bertahap, migas tetap menjadi sumber energi baseload dan penopang ekonomi. Karena itu, kebijakan eksplorasi harus diselaraskan dengan roadmap energi jangka panjang, termasuk kebutuhan terhadap suplai gas untuk industri, petrokimia, dan pembangkit listrik.
“Dengan temuan 724 juta BOE dan besarnya potensi MNK, Indonesia tidak boleh kehilangan momentum. Saya bersama Komisi XII siap mendorong penyempurnaan regulasi, perbaikan fiskal, serta kebijakan eksplorasi berbasis data dan risiko untuk memastikan ketahanan energi nasional terjaga secara berkelanjutan,” tutup legislator asal daerah pemilihan Riau II itu.
