Anggota Komisi IX DPR RI Heru Tjahjono saat mengikuti Kunker Spesifik Panja Pengawasan Percepatan Eliminasi TB di Kantor Bupati Maros, (20/11). Foto: dpr.go.id
Heru Tjahjono; Perlu Kampanye Masif Mengenai Bahaya TB kepada Masyarakat
Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Heru Tjahjono menekankan pentingnya kampanye masif mengenai bahaya Tuberkulosis (TB) kepada seluruh masyarakat sebagai bagian dari upaya percepatan eliminasi TB di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Hal tersebut ia sampaikan saat mengikuti Kunjungan Spesifik Panja Pengawasan Percepatan Eliminasi TB Komisi IX DPR RI di Kantor Bupati Maros, Kamis (20/11/25).
Heru menyoroti perlunya strategi komunikasi yang lebih agresif agar masyarakat memahami risiko TB serta pentingnya deteksi dini.
“TB ini perlu diekspos. Disampaikan secara luas, di-blast. Karena orang biar tahu, oh ternyata kota kita ini ada TB. Kita buka handphone, langsung muncul peringatan ‘Awas TB'. Banyak-banyak masyarakat tahu karena TB kita sudah nomor dua di dunia,” tegas Heru dalam pertemuan bersama jajaran pemerintah daerah dan pemangku kepentingan kesehatan di Kabupaten Maros.
Ia mencontohkan berbagai saluran yang dapat digunakan pemerintah daerah untuk menyebarkan informasi, mulai dari media sosial, pemberitahuan berbasis ponsel, radio lokal, hingga media luar ruang di fasilitas umum seperti pusat perbelanjaan.
“Dulu di desa saya masih ada radio. Kalau ada rencana pengumuman, langsung terdengar. Sekarang bisa pakai blasting handphone atau ruang digital daerah. Intinya, informasi tentang TB harus dikampanyekan secara masif,” ucapnya.
Selain kampanye, Heru juga menyoroti sejumlah kendala penanganan TB di Maros, antara lain terhentinya dukungan pendanaan global, sehingga beberapa layanan yang sebelumnya ditanggung menjadi tidak berjalan optimal. Ia meminta pemerintah daerah memastikan keberlanjutan pembiayaan, termasuk untuk transportasi pengantar sampel dahak dan operasional TCM (Tes Cepat Molekuler).
Ia juga menyinggung pentingnya koordinasi lintas sektor, untuk membantu memperbaiki kondisi rumah warga yang menjadi faktor risiko penularan TB.
“Ada hal-hal yang harus diintervensi. Kawasan rumah yang pentingnya menjadi enemy untuk penyebaran TB harus dibenahi. Ini perlu dikeroyok bersama, bukan hanya sektor kesehatan,” imbuhnya.
Melalui Panja ini, ia mendorong agar Komisi IX memastikan akan menindaklanjuti masukan dari daerah dan mendorong pemerintah pusat memperkuat dukungan terhadap upaya eliminasi TB.
