Ketua Komisi XI DPR RI, Hetifah Sjaifudian saat menggelar Sosialisasi di Poltekba, Balikpapan (2/12)
Hetifah Sjaifudian Dorong Perguruan Tinggi Optimalkan Pemanfaatan AI sebagai Transformasi Pembelajaran Era Digital
Jakarta – Ketua Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Hetifah Sjaifudian, mendorong perguruan tinggi di Indonesia untuk lebih mengoptimalkan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) sebagai bagian dari transformasi pembelajaran di era digital. Hal tersebut ia sampaikan saat menggelar sosialisasi yang digelar di Politeknik Negeri Balikpapan (Poltekba), Selasa (2/12/25), yang dihadiri oleh ratusan mahasiswa dari berbagai jurusan.
Adapun Kegiatan menghadirkan narasumber dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah XI Kalimantan serta perwakilan Poltekba, membahas arah pemanfaatan AI, tantangan implementasi, hingga etika penggunaan teknologi di lingkungan pendidikan tinggi.
Dalam paparannya, Hetifah menegaskan bahwa revolusi digital tidak bisa dihindari. Karena itu, perguruan tinggi harus menjadi pusat inovasi dalam mempersiapkan generasi muda agar siap bersaing di dunia industri yang semakin terdigitalisasi.
“Sejak beberapa tahun terakhir saya mendorong perguruan tinggi menjadi penggerak transformasi digital. AI bukan lagi teknologi masa depan, tetapi kebutuhan hari ini. Kalau kita tidak siap, kita akan tertinggal,” kata Hetifah.
Ia mencontohkan bagaimana platform digital seperti Roblox telah berkembang menjadi ruang belajar interaktif yang mengasah kreativitas, kolaborasi, hingga dasar-dasar pemrograman.
“Roblox itu bukan sekadar permainan. Di dalamnya ada ruang belajar, membuat game, dan berkreasi. Bahkan beberapa sekolah punya ekstrakurikuler Roblox. Dunia berkembang cepat, dan anak-anak muda harus diberi ruang memahami teknologi sejak dini,” ucapnya.
Sebagai legislator dari Dapil Kalimantan Timur, Hetifah menekankan bahwa pemahaman AI akan memberikan nilai tambah bagi mahasiswa lintas jurusan, seperti teknik, desain, hingga bisnis. Menurutnya, banyak persoalan masyarakat yang dapat diselesaikan lebih cepat dan akurat dengan dukungan teknologi AI. “Kombinasi AI dan keahlian kalian akan membuka banyak peluang baru,” ujarnya.
Namun, Hetifah mengingatkan pentingnya etika digital, terutama dalam menjaga data pribadi. “Hati-hati mengunggah data pribadi dan curhat ke AI. Semua harus digunakan dengan bijak,” tegas Hetifah.
Sementara itu, narasumber LLDikti Wilayah XI sekaligus Duta Teknologi Kaltim 2024, Bambang Herlandi, menggarisbawahi sejumlah tantangan implementasi AI di pendidikan tinggi. Mulai dari kesenjangan digital, kesiapan SDM, risiko plagiarisme, bias algoritma, keamanan data, hingga kebutuhan regulasi dan standar kompetensi berbasis AI.
“Pemanfaatan AI membuka peluang besar, tetapi juga membawa tantangan yang harus disiapkan bersama. Perguruan tinggi perlu ekosistem yang mendukung penggunaan teknologi secara etis dan bertanggung jawab,” ucapnya.
Melalui sosialisasi ini, Poltekba diharapkan semakin siap mengadopsi teknologi AI sebagai bagian dari peningkatan mutu pembelajaran, serta memperkuat kompetensi mahasiswa menghadapi dunia kerja masa depan.
