Juliyatmono Dorong Langkah Inovatif dan Berani dalam Mengatasi Kesenjangan Pendidikan di Daerah 3T dan Marjinal

  1. Beranda
  2. Berita
  3. KOMISI X
Anggota Komisi X DPR RI Fraksi Partai Golkar, Juliyatmono, Foto : Kompas.com

Juliyatmono Dorong Langkah Inovatif dan Berani dalam Mengatasi Kesenjangan Pendidikan di Daerah 3T dan Marjinal

Jakarta - Anggota Komisi X DPR RI yang juga merupakan Panitia Kerja (Panja) DPR RI terkait Pendidikan Daerah 3T dan Marginal, Juliyatmono mendorong langkah-langkah inovatif untuk mengatasi kesenjangan pendidikan yang masih menjadi permasalahan di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar).

Juliyatmono menekankan bahwa pendidikan adalah fondasi utama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga kebijakan yang diambil harus lebih berani dan tidak hanya bersifat administratif.

"Pendidikan adalah kunci utama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga kebijakan yang diambil harus lebih inovatif dan berani," tegas Juliyatmono kepada media, Kamis, (20/3/25).

Adapun salah satu fokus utama yang didorong adalah optimalisasi program beasiswa. Langkah ini diharapkan dapat memberikan kesempatan yang lebih luas bagi anak-anak di daerah 3T untuk mengakses pendidikan yang berkualitas. 

Selain itu, digitalisasi kurikulum juga dianggap krusial untuk menghadirkan materi pembelajaran yang lebih menarik dan relevan dengan perkembangan zaman, meskipun tantangan infrastruktur di daerah terpencil perlu diatasi.

Guna mencapai visi Indonesia Emas 2045, menurutnya tidak bisa hanya mengandalkan kebijakan yang bersifat administratif, harus ada pendekatan nyata, seperti peningkatan kualitas tenaga pendidik dan pelatihan berkelanjutan bagi para guru di daerah 3T. Sehingga, ia menekankan pentingnya peran pemerintah daerah.

"Tanpa keterlibatan pemimpin lokal, permasalahan pendidikan akan terus berulang," lanjutnya.

Disamping itu, desakan juga ditujukan kepada pemerintah pusat untuk mempercepat pembangunan sekolah berbasis asrama dan memperluas jaringan internet guna menunjang pembelajaran daring bagi siswa di wilayah yang sulit dijangkau.

"Pembangunan infrastruktur sekolah, peningkatan kapasitas tenaga pengajar, serta penguatan kebijakan afirmatif bagi pendidikan di daerah 3T harus menjadi fokus dalam membuat kebijakan," ungkapnya.

Sehingga, dengan intervensi yang tepat dan terukur, diharapkan kualitas pendidikan di seluruh wilayah Indonesia dapat merata dan mendukung tercapainya visi Indonesia Emas 2045.

"Dengan intervensi yang tepat, diharapkan kualitas pendidikan di seluruh wilayah Indonesia dapat merata dan mendukung kemajuan bangsa," pungkasnya.