

Dalam Forum Parlemen OKI, Galih Kartasasmita Dorong Pemberdayaan Anak Muda dan Startup
Jakarta - Anggota Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Galih Dimuntur Kartasasmita menyoroti pentingnya pemberdayaan anak muda dan pengembangan ekosistem startup dalam forum 11th Meeting of the Specialised Standing Committee on Economic Affairs and the Environment, yang merupakan bagian dari rangkaian Konferensi ke-19 Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC), di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta.
Ia menegaskan bahwa negara-negara anggota OKI perlu menciptakan infrastruktur ekonomi yang mendukung generasi muda dalam mengembangkan potensi mereka, terutama di bidang teknologi dan kewirausahaan digital.
“Bukan hanya Indonesia, tapi dunia itu 30% anak muda. Jadi anak muda zaman sekarang itu harus bisa dibekali oleh jalur-jalur infrastruktur ekonomi dari negaranya untuk bisa mengembangkan startup-startup sendiri,” kata Galih kepada wartawan, Selasa (13/5/25).
Galih mengingatkan bahwa meskipun fenomena startup boom yang terjadi pada 2018–2019 mengalami penurunan, hal itu bukan disebabkan oleh kemunduran sektor tersebut, melainkan sebagai bagian dari proses normalisasi pasca-pandemi COVID-19. Menurutnya, fase berikutnya justru membuka peluang baru untuk inovasi yang lebih relevan dengan kebutuhan masa kini.
“Startup menurun bukan karena negative reasoning, tapi karena normalisasi. Sekarang yang harus dicari adalah startup-startup yang benar-benar baru dan inovatif sesuai zaman sekarang. Kita dorong negara-negara OKI atau di Indonesia sendiri untuk mulai mengembangkan AI, robotik AI,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Galih juga mencontohkan inisiatif dari Algeria yang membuka pintu bagi investasi asing dan pengembangan inkubator startup sebagai model yang patut ditiru oleh Indonesia dan negara anggota PUIC lainnya. Ia menekankan pentingnya membuka akses investasi seluas-luasnya dan menyiapkan sumber daya manusia agar mampu bersaing ditingkat global.
“Kita juga harus bisa membekali anak-anak kita kalau mau masuk ke luar negeri. Tapi dalam skema PUIC, artinya kita bicara dulu di antara negara-negara anggota untuk bisa saling mendukung dan mengembangkan potensi ini,” lanjutnya.
Selain itu, Galih juga menegaskan bahwa saat ini adalah momentum yang tepat bagi negara-negara OKI untuk berkolaborasi dalam membangun ekosistem startup yang kuat dan berbasis teknologi masa depan, bukan hanya fokus pada sektor yang sudah mulai jenuh seperti fintech, tetapi juga ke arah integrasi dengan industri nyata yang membutuhkan efisiensi melalui teknologi.