Ranny Fahd A Rafiq: Pinjol Jadi Candu Baru, Generasi Muda Terancam Jadi

  1. Beranda
  2. Berita
  3. Nasional
Ranny Fahd Anggota DPR RI Fraksi Golkar

Ranny Fahd A Rafiq: Pinjol Jadi Candu Baru, Generasi Muda Terancam Jadi

Jakarta, 03 Junj 2025 – Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Ranny Fahd A Rafiq, menyampaikan keprihatinan mendalam terkait maraknya fenomena pinjaman online (pinjol) di kalangan anak muda. Dalam pernyataannya di Jakarta, Ranny menyebut pinjol bukan lagi sekadar alat bantu keuangan, tetapi telah menjelma menjadi candu sosial yang membahayakan masa depan generasi muda Indonesia.

“Jika dulu utang identik dengan pejabat yang hobi pelesiran atas nama dinas, kini tongkat estafet itu beralih ke generasi muda. Mereka berutang bukan untuk investasi atau usaha, melainkan demi gawai baru, kopi kekinian, hingga outfit bergaya Korea,” ujar Ranny dengan nada prihatin.

Data OJK per Juni 2024 menunjukkan sinyal bahaya: total utang individu melalui fintech lending menembus Rp61,52 triliun. Generasi Z dan milenial menyumbang porsi terbesar dalam penundaan pembayaran, yakni Rp30,59 triliun. Kelompok usia 19–34 tahun bahkan mencatat tunggakan hingga Rp729,62 miliar.

“Ini bukan angka dalam film fiksi ilmiah. Ini realita yang terjadi di saku-saku anak muda,” tegasnya.

Lebih lanjut, Ranny menyoroti gaya hidup instan yang mendorong anak muda menggadaikan masa depan demi validasi di media sosial. “Pinjol sekarang tak ubahnya narkotika digital. Cukup unggah KTP dan swafoto, dana langsung cair, tanpa peduli apakah itu untuk sepatu bermerek, konser, atau makan malam mewah demi konten Instagram.”

Mirisnya, ketika tagihan menumpuk, alih-alih mencari penghasilan tambahan, sebagian memilih menggali utang baru untuk menutup yang lama. Gaya hidup gali lubang tutup lubang ini menjangkiti mahasiswa, pekerja, bahkan pelajar.

Ranny pun mengkritisi lemahnya regulasi. “Pengawasan belum bisa mengimbangi kecepatan industri pinjol. Maka benteng terakhir adalah kesadaran diri,” ujarnya.

Ia menutup pernyataannya dengan pesan tajam:
“Bukan hanya negara yang bisa bangkrut karena utang, generasi muda pun bisa punah jika hidupnya hanya dibangun dari cicilan. Jangan biarkan Generasi Emas berubah menjadi Generasi Minus Saldo.