

Cek Endra berharap Pertemuan Bilateral Prabowo-Putin bahas percepatan kilang minyak Tuban
Jakarta - Anggota Komisi XII DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Cek Endra berharap agar pertemuan bilateral antara Presiden RI Prabowo Subianto dengan Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin membahas percepatan realisasi proyek kilang minyak Tuban, Jawa Timur.
“Kilang Minyak Tuban adalah proyek strategis nasional. Kalau pertemuan ini bisa menghasilkan terobosan untuk menyelesaikan masalah yang ada, maka ini akan jadi angin segar bagi sektor energi kita,” kata Endra di Jakarta, Senin, (16/6/25).
Menurutnya, pertemuan antara Prabowo dan Putin bukan sekadar simbol diplomasi tingkat tinggi, melainkan momentum penting untuk memperkuat kerja sama strategis antara Indonesia dan Rusia, terutama di sektor energi.
“Ini bukan pertemuan biasa. Di tengah dinamika global dan kebutuhan kita untuk memperkuat kemandirian energi, kehadiran Presiden Prabowo di Moskow sangat strategis,” ujarnya.
Cek Endra menyoroti pentingnya menjadikan agenda energi sebagai salah satu prioritas pembahasan, termasuk percepatan realisasi proyek kilang minyak Tuban yang merupakan kolaborasi antara Pertamina dan perusahaan energi Rusia, Rosneft.
Kilang tersebut dirancang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 300.000 barel minyak mentah per hari, dan diperkirakan mampu menghasilkan sekitar 30 juta liter bahan bakar minyak (BBM) per hari.
Saat ini Proyek tersebut sedang memasuki tahap akhir persiapan Final Investment Decision (FID), yang ditargetkan rampung pada kuartal IV tahun 2025.
Namun demikian, nilai investasi proyek telah meningkat signifikan dari estimasi awal sebesar 13,5 miliar dolar AS menjadi sekitar 23 miliar dolar AS (setara Rp377 triliun). Kenaikan ini dipengaruhi oleh faktor desain, pembebasan lahan, serta penyesuaian terhadap dinamika geopolitik dan nilai tukar.
Cek Endra menegaskan bahwa keberadaan kilang minyak tersebut sangat krusial untuk memperkuat kapasitas pengolahan minyak dalam negeri, mengurangi ketergantungan terhadap impor BBM, serta menopang ketahanan energi nasional secara jangka panjang.
Ia mencatat bahwa proyek ini telah menyerap lebih dari 1.200 tenaga kerja lokal dan mencapai progres 62 hingga 94 persen dalam tahapan desain Front-End Engineering Design (FEED).
Ia juga menyampaikan bahwa Indonesia perlu terus membangun kemitraan energi yang saling menguntungkan dan berharap pertemuan Presiden Prabowo dengan Presiden Putin dapat membuka pintu kolaborasi lebih luas, baik dari sisi teknologi, pembiayaan, maupun jaminan pasokan energi jangka panjang.
“Kami di Komisi XII mendukung penuh setiap langkah strategis pemerintah, selama tujuannya mengutamakan kepentingan rakyat dan kesinambungan energi nasional. Semoga dialog kepala negara ini jadi katalis untuk menuntaskan proyek ini,” pungkasnya.