Permudah Petani Dapatkan Pupuk Bersubsidi, Alien Mus Apresiasi Penerapan Aplikasi ‘DIMAS’

  1. Beranda
  2. Berita
  3. KOMISI IV
Anggota Panja Pengawasan Distribusi Pupuk Bersubsidi Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Golkar, Alien Mus (kanan) saat mengikuti kunjungan kerja di Palembang (11/7), Foto: dpr.go.id

Permudah Petani Dapatkan Pupuk Bersubsidi, Alien Mus Apresiasi Penerapan Aplikasi ‘DIMAS’

Jakarta - Anggota Panja Pengawasan Distribusi Pupuk Bersubsidi Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Alien Mus, mengapresiasi penggunaan aplikasi DIMAS (Distributor Management System) yang sangat membantu bagi para pengecer, distributor hingga Gapoktan dalam distribusi pupuk. Menurutnya, dengan adanya teknologi digital ini dapat memicu kembali semangat petani.

"Kita sudah mengunjungi salah satu distributor, dan walaupun distributor yang mendapatkan izin (usianya) sudah tua tapi dengan penggunaan aplikasi ini dibantu oleh anaknya (sehingga) sangat membantu mereka untuk mengetahui jumlah pupuk yang mereka dapatkan di kampungnya mereka, di kecamatan mereka, dan juga mereka sudah mengetahui kelompok-kelompok petani mana saja yang bisa mendapatkan pupuk bersubsidi. Jadi ini sangat membantu sekali untuk aplikasi distributor management system yang diadakan oleh Pupuk Indonesia," kata Alien Mus kepada wartawan di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (11/7/25).

Alien Mus juga menyoroti permasalahan lalu terkait tata Kelola distribusi pupuk. Menurutnya, hal itu terjadi karena penyediaan pupuk yang disediakan oleh Pemerintah melalui e-RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) ditentukan berapa kebutuhan petani dan berapa kemampuan pupuk subsidi. Namun karena ketersediaan pupuk yang terbatas dan masih tidak tepat sasaran maka terjadilah kelangkaan pupuk atau mahalnya pupuk.

"Misalkan yang di e-RDKK itu yang dibutuhkan sekitar 36 juta ton, tetapi yang bisa diberikan oleh Pemerintah dalam beberapa tahun terakhir itu hanya 6-7 juta ton. Jadi dengan adanya sistem ini betul-betul pupuk yang diberikan kepada petani itu tepat sasaran dan sudah di data by address by name dan juga mereka memiliki lahan yang ada di persawahan atau di perkebunan dan lainnya yang membutuhkan pupuk subsidi," jelasnya.

Selain itu, Alien juga menyinggung soal swasembada pangan. Menurutnya, Indonesia memiliki 12 komoditas pangan. Sehingga, swasembada pangan yang sangat dibutuhkan Indonesia adalah swasembada beras, jagung dan gula. Di sisi lain, tahun ini Pemerintah telah berhasil memiliki stok cadangan beras yang cukup.

Biasanya, stok cadangan beras 1,4 sampai 2,2 juta ton itu sudah dibantu oleh Impor. Namun kini di tahun 2025 cadangan beras Indonesia sebanyak  4,3 juta ton, di mana 1,7 ton di dalamnya adalah sisa impor sebelumnya.

"Alhamdulillah di tahun 2025 ini kita cadangan beras kita ada 4,3 juta ton dan di situ ada satu 1,7 juta ton sisa impor tahun sebelumnya. Insya Allah di tahun 2025 ini tidak ada impor beras. Indonesia sudah bisa swasembada beras pada intinya seperti itu," pungkasnya.