Bantu melalui Program Genting, Mendukbangga Wihaji temui Warga Sulit Sanitasi

  1. Beranda
  2. Berita
  3. EKSEKUTIF / KABINET
Mendukbangga / Kepala BKKBN, Wihaji

Bantu melalui Program Genting, Mendukbangga Wihaji temui Warga Sulit Sanitasi

Jakarta - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) /Kepala BKKBN, Wihaji menemui salah satu warga yang kesulitan sanitasi saat meninjau Keluarga Berisiko Stunting (KRS) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Guna mengatasi hal tersebut, Mendukbangga memutuskan membantu melalui Program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) yang mengintervensi KRS lewat pendekatan sensitif atau tidak langsung, seperti penyediaan air bersih, sanitasi, dan peningkatan kesadaran pola asuh.

"Kita turun ke lapangan untuk memastikan pentingnya Gerakan Orang Tua Asuh untuk Anak Stunting karena satu penyebab stunting selain gizi, juga sanitasi dan air bersih," kata Mendukbangga dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa, (29/7/25).

Menteri Wihaji mengunjungi tiga titik di Makassar dan membantu masyarakat dengan paket lengkap mulai dari gizi hingga jamban.

Pada kunjungan pertama, Mendukbangga bertemu seorang ibu bernama Ngaliya yang sedang hamil didampingi suaminya, Sahar. Ngaliya memiliki dua anak dan pekerjaan sehari-hari menjual bunga untuk orang melayat ke pemakaman dengan penghasilan rata-rata hanya Rp400 ribu per bulan.

Saat ditanya soal ketersediaan beras dan makanan di rumah, sang ibu menjawab mereka biasanya membeli beras per liter dan jika habis hanya makan seadanya.

Mendengar hal tersebut, Mendukbangga menegaskan pentingnya keberlanjutan bantuan pangan dan memastikan makanan bergizi tersedia untuk ibu hamil.

Dalam kunjungan KRS kedua kedua, Menteri Wihaji menyalurkan bantuan jamban sehat dari Rotary District 3420 untuk Musdalifah Musdar yang sedang hamil tujuh bulan. Ia bersama suami dan saudaranya tinggal di rumah sederhana, sempit, dan tidak memiliki jamban.

Suami Musdalifah bekerja sebagai buruh lepas yang mana dalam satu rumah saat ini diisi enam orang. Karena tidak memiliki jamban, Musdalifah Musdar dan anggota keluarga lain saat ingin buang air harus menumpang di rumah tetangga.

Sementara saat kunjungan ketiga, Mendukbangga menyalurkan bantuan jamban sehat dari Rumah Zakat kepada Adam dan istrinya, Kasma. Mereka tinggal di rumah yang terbuat dari papan tua dan memiliki jamban tidak layak.

"Pemerintah hadir, tetapi tidak semua bisa dijawab langsung karena keterbatasan. Oleh karena itu kita libatkan gerakan masyarakat, termasuk orang tua asuh," ujarnya.

Wihaji menegaskan pemerintah bersama mitra telah menyalurkan bantuan asupan gizi selama lima bulan untuk 200 anak dengan nilai mencapai Rp800 juta. Selain itu, dua titik lokasi di Kelurahan Panampu, Kota Makassar, juga mendapat bantuan pembangunan jamban yang akan terus dimonitor keberlanjutannya.

Wihaji menegaskan kehadiran negara tidak harus selalu dalam bentuk intervensi langsung dari pemerintah, tetapi juga melalui kolaborasi dengan masyarakat.

"Anak-anak itu tidak memilih untuk lahir dalam kondisi ini. Maka, tugas kita yang mampu untuk hadir dan membantu," tegasnya.