Wamen KP2MI Christina Aryani dorong Integrasi Vokasi dan Penempatan PMI

  1. Beranda
  2. Berita
  3. EKSEKUTIF / KABINET
Wakil Menteri P2MI Christina Aryani (tengah) dalam Rapat Tingkat Menteri yang diselenggarakan Kemenko PMK di Jakarta, (14/11). Foto: KP2MI

Wamen KP2MI Christina Aryani dorong Integrasi Vokasi dan Penempatan PMI

Jakarta - Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) menekankan pentingnya integrasi antara kebutuhan pasar kerja global dan peningkatan kompetensi calon pekerja migran.

Wakil Menteri P2MI, Christina Aryani mengatakan bahwa integrasi itu terutama dibutuhkan bagi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Hal tersebut disampaikan Christina usai menghadiri Rapat Tingkat Menteri tentang revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi di Jakarta, Jumat, (14/11/25).

“Perlu integrasi antara kebutuhan penempatan pekerja migran dengan peningkatan kompetensi lulusan vokasi,” kata Christina.

Ia menilai rapat tersebut menjadi langkah strategis untuk menyiapkan tenaga terampil Indonesia yang siap bersaing di pasar global.

KP2MI selama ini telah mengidentifikasi potensi tenaga kerja dari sekolah vokasi, termasuk SMK. Revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi dianggap penting agar lulusan memiliki kompetensi yang sesuai permintaan pasar kerja, termasuk kemampuan bahasa asing.

“Dengan kandidat calon pekerja migran yang kompeten, proses penempatan bisa berjalan lebih cepat dan terarah,” jelasnya.

KP2MI akan memastikan kesiapan lulusan melalui penyelarasan kurikulum, keterampilan teknis, sertifikasi, dan penguasaan bahasa sesuai kebutuhan negara tujuan.

Program ini sejalan dengan target pemerintah menempatkan 500 ribu pekerja migran ke luar negeri pada 2026.

Dari jumlah tersebut, 300 ribu akan berasal dari lulusan SMK yang mengikuti program SMK Go Global, sementara 200 ribu lainnya berasal dari masyarakat umum dan siswa SMK/SMA yang masih menempuh pendidikan.

Sementara itu, Menteriko PMK, Pratikno menambahkan revitalisasi vokasi diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja dalam dan luar negeri.

Di dalam negeri, program ini mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja. Sementara untuk luar negeri, program bertujuan mengisi pasar kerja global sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Dengan sinkronisasi kebijakan vokasi dan penempatan pekerja migran, target 500 ribu dapat dipenuhi secara terukur dan berkualitas,” tegas Christina.