

Gde Sumarjaya Linggih; Danantara solusi Fragmentasi Struktural yang Kerap Hambat BUMN
Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Partai Golkar, Gde Sumarjaya Linggih atau yang akrab disapa Demer mengatakan bahwa Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danatara Indonesia) harus jadi solusi nyata dalam fragmentasi struktural yang kerap menghambat BUMN. Danantara sebagai langkah strategis yang mampu menyatukan berbagai entitas BUMN dalam satu kerangka keuangan yang lebih terkonsolidasi.
"Tapi dengan hadirnya Danantara sebagai superholding, ini menjadi solusi nyata terhadap fragmentasi struktural yang selama ini menghambat BUMN," kata Demer melalui keterangan tertulis, Kamis, (24/7/25).
Menurut Demer, model pengelolaan keuangan yang sebelumnya tersentral pada dua pintu yakni anggaran murni dan anggaran perubahan seringkali menimbulkan kehilangan peluang ekonomi. Karena tidak sinkronnya waktu eksekusi dan kebutuhan bisnis lapangan. "Dulu kita sering mengalami lost opportunity karena birokrasi anggaran," ujar Demer.
Lebih lanjut, Demer juga menyoroti peran strategis Satgas lintas sektor seperti Satgas Pangan dan Satgas Pertambangan yang dinilainya akan memperkuat ekosistem Danantara. Hal itu mengacu pada temuan terbaru terkait pengembalian 3 juta hektare lahan ke negara yang selama ini dikuasai secara ilegal yang menurutnya dapat menjadi aset strategis Danantara dalam sektor agraria dan tambang.
Di samping itu, Demer meyakini terhadap masa depan BUMN bakal cerah di bawah komando Menteri BUMN Erick Thohir dan CEO Danantara Rosan Roeslani. Dia menyebut bahwa keberanian dalam merampingkan anak-cucu perusahaan menjadi sinyal kuat reformasi yang akan terus berlanjut.
“Dengan keberanian yang ditunjukkan Pak Menteri selama ini, dan pemilu yang masih jauh, saya yakin keberanian itu akan makin besar ke depan,” pungkasnya.