BANJIR BALI TELAN KORBAN 18 ORANG MENINGGAL DUNIA, KOMISI VIII DPR RI SERUKAN PENANGANAN KOMPREHENSIF PASCA BANJIR DAN EMPATI KORBAN JADI PRIORITAS

  1. Beranda
  2. Berita
  3. KOMISI VIII
Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Hasan Basri Agus

BANJIR BALI TELAN KORBAN 18 ORANG MENINGGAL DUNIA, KOMISI VIII DPR RI SERUKAN PENANGANAN KOMPREHENSIF PASCA BANJIR DAN EMPATI KORBAN JADI PRIORITAS

Jakarta, 14 September 2025,  Musibah banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di Bali telah menorehkan duka yang mendalam bagi seluruh bangsa Indonesia. Data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bencana ini telah menelan korban jiwa sebanyak 18 orang dan mengakibatkan 562 warga harus mengungsi. Selain itu, teridentifikasi 120 titik banjir dengan 81 titik di antaranya dikategorikan sebagai yang paling parah.

Merespons tragedi kemanusiaan ini, H. Hasan Basri Agus (HBA), Anggota Komisi VIII DPR RI yang membidangi urusan sosial dan penanggulangan bencana dari Fraksi Partai Golkar, menyampaikan rasa duka citanya yang mendalam.

“kami seluruh keluarga besar Fraksi Partai Golkar menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga korban yang telah kehilangan orang yang mereka cintai. Juga, solidaritas dan empati kami untuk para pengungsi yang harus kehilangan tempat tinggal dan harta bendanya. Ini adalah ujian yang sangat berat, dan kita harus hadir bersama untuk meringankan beban mereka,” ujar HBA dalam pernyataannya, Sabtu (14/9).

HBA juga mengapresiasi langkah cepat Presiden Prabowo Subianto yang telah langsung meninjau lokasi bencana. Menurutnya, kunjungan tersebut merupakan bentuk kepedulian pemerintah pusat dan memberikan semangat serta kepastian bagi korban dan para relawan di lapangan.

Lebih lanjut, politisi Partai Golkar dari Dapil Jambi  ini menekankan bahwa fase tanggap darurat harus dilakukan dengan secepat dan seoptimal mungkin. Distribusi bantuan, termasuk kebutuhan pokok, air bersih, obat-obatan, dan tenda pengungsian yang layak, harus dipastikan sampai kepada semua penerima tanpa terkecuali.

“Data BNPB yang menyebutkan 120 titik banjir dengan 81 titik yang parah menunjukkan skala bencana yang luar biasa. Ini membutuhkan koordinasi yang solid antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI/Polri, relawan, dan seluruh elemen masyarakat. Kita tidak boleh ada yang bekerja sendiri-sendiri. Kolaborasi adalah kunci untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa dan memulihkan kondisi,” tegasnya.

Setelah fase tanggap darurat, HBA menyarankan agar pemerintah segera melakukan langkah-langkah konstruktif jangka menengah dan panjang. Hal ini penting untuk mencegah terulangnya bencana serupa di masa depan.

“Kita perlu meninjau ulang tata kelola daerah aliran sungai (DAS), pengelolaan sampah, tata ruang wilayah, dan sistem peringatan dini bencana. Perubahan iklim membuat cuaca ekstrem semakin sering terjadi, karena itu mitigasi bencana harus menjadi perhatian utama dan bagian dari pembangunan berkelanjutan di Bali,” jelas HBA.

Di akhir pernyataannya, HBA mengajak seluruh masyarakat untuk terus bergotong royong membantu saudara-saudara yang terdampak.

“Mari kita saling menguatkan. Bagi yang mampu, bisa memberikan bantuan melalui saluran-saluran yang terpercaya. Doa dan support kita semua sangat berarti untuk membangkitkan kembali semangat masyarakat Bali. Kita pasti bisa melalui ini bersama-sama,” pungkasnya penuh harap.